Senin, 04 Januari 2010

Happy New Year 2010

Selamat Tahun Baru 2010, smoga ditahun yang baru ini, muncul semangat baru, kreativitas baru, Harapan baru.

Manfaat Kedelai

Satu studi baru yang disiarkan baru-baru ini menunjukkan bahwa penyintas kanker payudara mungkin memperoleh manfaat karena mengkonsumsi produk kedelai dalam jumlah sedang.
Dalam satu kelompok besar penyintas kanker payudara di cina, para peneliti mendapati bahwa makin banyak makanan dari kedelai yang dikonsumsi-sampai 11 gram per hari- berkaitan dengan makin rendahnya resiko kematian atau kambuhnya kanker payudara selama masa lanjutan. Sebagai perbandingan, sepotong royi, biasaya memiliki berat antara 30-40 gram.
Konsumsi makanan kedelai dalam jumlah sedang aman dan malah mungkin mengurangi resiko kematian dan kambuhnya kanker payudara di kalangan wanita penderitanya, jelas Dr.Xio Ou Shu dari Vanderbilt University Medical Ceder di Nashville, Tennessee. Makanan kedelai kaya akan isoflavone, kelompok utama phytoestrogen yang diperoleh dari tanaman dan memprotes kegiatan mirip estrogen dan anti estrogen.
Shu dan rekannya menganalisa kebiasaan makan lebih dari 5000 wanita berusia 20-75 tahun yang didiagnosis menderita kanker payudara antara Maret 2002 dan April 2006 dan ditindaklanjuti sampai Juni 2009 sebagai bagian dari Shanghai Breast Cancer Survival Study. Di antara 5033 wanita yang menjalani operasi untuk mengangkat kanker payudara 444 orang meninggal dan 534 mengalami kambuh atau kematian yang berkaitan dengan kanker payudara selama masa 3,9 tahun.
Wanita yang memakan kebanyakan protein kedelai menghadapi resiko 29 % lebih rendah untuk meninggal selama masa study dan resiko 32 % lebih rendah untuk mengalami kambuhnya kanker mereka dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi paling sedikit protein kedelai. Dalam waktu empat tahun, angka kematian mencapai 10,3 % dan 7,4 % pada wanita dengan konsumsi kedelai yang paling sedikit dan paling banyak dan angka kambuhnya kanker dalam masa 4 tahun, masing-masing adalah 11,2 % dan 8 %.
Mengonsumsi kedelai bermanfaat tak peduli apakah untuk tumor payudara wanita dikendalikan oleh westrogen atau negative reseptor estrogen. Manfaat kedelai juga terlihat pada pemakai atau non pemakai tamoxifen, obat yang biasa digunakan untuk mengobati dan mencegah kanker payudara. (Balipost, selasa 15 desember 2009)

Kamis, 03 Desember 2009

10 Kebiasaan Buruk Yang Merusak Otak

Otak merupakan pusat kendali pesawat kehidupan manusia. jika ada bagian otak yang bermasalah, maka boleh dibilang seluruh keberadaan dan segala aktivitas orang bakal ikut bermasalah. oleh karena itu, bahkan ini penting untuk anak atau remaja, bukanlah sebuah hal yang berlebihan jika kita menyayangi otak. caranya cukup hindari sepuluh kebiasaan buruk berikut ini :
1. Tidak sarapan ==> Tidak sarapan atau tidak mengkonsumsi sesuatu dipagi hari menyebabkan turunnya kadar gula dalam darah. hal ini berakibat pada kurangnya masukan nutrisi pada otak yang akhirnya berkahir pada kemunduran otak. sarapan yang terbaik dipagi hari bukanlah makanan berat seperti nasi goreng spesial, tetapi cukup air putih dan segelas ju buah segar. ringkas dan berguna untuk tubuh
2. Kebanyakan Makan ==>Terlalu banyak makan juga tidak bagus. hal ini dapat mengeraskan pembuluh otak yang biasanya menuntun orang pada menurunnya kekuatan mental.
3. Kebiasaan Merokok ==> Pada mereka yang memiliki kebiasaan merokok, otaknya lama-kelamaan bisa menyusut dan akhirnya kehilangan fungsi-fungsinya.
4. Banyak Gula ==>Terlalu banyak asupan gula akan menghalangi penyerapan protein dan gizi, sehingga tubuh kekurangan nutrisi dan perkembangan otak terganggu. karena itu kurangi konsumsi makanan manis.
5. Polusi Udara ==> Otak memerlukan oksigen. terlalu lama berada di lingkungan berpolusi membuat kerja oyak tidak efisien.
6. Kurang Tidur ==> Tidur memberikan kesempatan otak untuk beristirahat. kurang tidur membuat sel-sel otak menjadi mati kelelahan. kebanyakan tidur juga bisa membuat orang menjadi pemalas. Makanya, tidurlah 6-8 jam sehari agr tubuh sehat dan bugar.
7. Tutup Kepala ==> Tidur dengan kepala yang ditutupi sangat berbahaya karena karbondioksida yang diproduksi selama tidur terkonsentrasi sehingga otak tercemar, lama-kelamaan menjadi rusak.
8. Berpikir saat Sakit ==> berpikir terlalu keras ketika sedang sakit, bekerja keras atau belajar ketika kondisi tubuh sedang tidak fit juga memperparah ketidak efektifan otak.
9. Kurang Stimulasi ==> Kurang stimulasi otak atau kurang berpikir akan membuat otak menyusut dan akhirnya tidak berfungsi maksimal. rajin membaca, mendengar musik dan bermain catur, dan lain-lain akan membuat otak terbiasa berpikir aktif dan kreatif.
10. Jarang Berbicara ==> Percakapan intelektual membawa efek bagus pada kerja otak. jadi jangan terlalu bangga menjadi pendiam, perbanyaklah berbicara. obrolan yang bermutu sangat baik untuk kesehatan. (Bali post, 28 November 2009)

Selasa, 08 September 2009

CARA MENYUCIKAN KEKAYAAN

1.     Guna utama harta, emas, perak itu ialah untuk menolong orang sengsara, sedih dan melarat. Untuk menjaga keutuhan harta benda tak lain cara mengairinya dengan memberikan sedekah dan derma-derma. Harta kekayaan yang bertimbun-timbun itu tak bedanya dengan gelombang samodra besar, deras walaupun dibendung, diempang atau diberi daluran akhirnya akan hilang mengalir tanpa bekas semuanya hilang dihanyutkan.(Niti Sastra III.8)

 2.     Walaupun harta itu  diperoleh sesuai menurut hukum (dharma) tetapi bila tidak didermakan kepada yang layak, akan terbenam juga kekawah neraka (MDHS IV.193)

 3.     Adapun harta itu adalah untuk disedekahkan dan karena itu tidaklah ada gunanya mengegembar-gemborkan orang kaya karena kekayaan itu tidak ada gunanya (kecuali) disedekahkan, karena harta adalah untuk disedekahkan karena bila tidak maka ia akan berdosa menimbulkan kemiskinan. (Sarasamuscaya, 172).

 4.     Agar yang engkau minum sama, yang dimakan sama, Aku mengikat engkau dengan satu tali ikatan (cinta), bersatu berkumpul berkeliling api pemujaan, seperti ruji-ruji mengelilingi as roda kereta perang. (Atharwa Weda III.30.6)

 5.     Kumpulkan  (harta) berupa emas (dan sebagainya) sebanyak-banyaknya. Simpan untuk kesejahteraan dan amal. Nikmati secukupnya untuk dirimu. (Sebagian besar harta itu dimanfaatkan) untuk memberi kebahagiaan kepada rakyat. (Ramayana Jawa Kuno 3.54)

MOTTO KEHIDUPAN

1.   Hidup sehari sambil mendengarkan ajaran yang baik lebih bermanfaat daripada hidup seratus tahun tanpa mengenall ajaran yang baik (Buddha)

2.   Untuk menjadi pahlawan seseorang harus memberi perintah kepada dirinya sendiri (Simone Weil)

3.   Harta benda dapat merias rumah, laku bijak menghias diri dan hati yang lapang akan membawa tubuh kita sehat (Thai Hak Bab vi : 4)

4.   Pemberian anda yang paling berharga kepada orang lain adalah memberi teladan yang baik  (Dr. Geoffrey Still)

5.   Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya (Yehezkiel, 18 :20)

6.    Bila marah timbul, pikirkan akibat-akibatnya (Kong Hu Chu)

7.    Sifat alami orang adalah serupa, kebiasaan-kebiasaan merekalah yang membuat mereka berlainan (Kong Hu Chu)

8.    Barang siapa yang perkataan dan pikirannya bersih, dan selalu dijaga dengan baik, ia dapat mencapai segala perbuatan yang dicapai dengan melaksanakan ajaran Wedanta (Manu Smrti ii : 160)

9.   Adapun berat kewajiban ibu, melebihi beratnya bumi, lebih tinggi kemuliaan bapak daripada tingginya langit. Lebih cepat larinya pikiran daripada cepatnya angin. Lebih banyak adanya angan-angan daripada banyaknya rumput (Sarassmuscaya : 246)

10. Orang  yang selalu hormat dan setia kepada orang tuanya, sehingga menyebabkan senang hati orang tuanya, pahalanya adalah ia akan selalu mendapat kemasyuran dan keselamatan pada kehidupannya sekarang dan kelak kemudian hari (Sarasamuscaya : 247)

11. Orang yang melaksanakan Dharma, ia kelak dikemudian hari menjelma dari surga, menjadi orang tampan, berguna, berkedudukan tinggi, kaya raya, dan berderajat mulya. Itulah yang didapatkannya sebagai pahala dari hasil perbuatannya yang baik (Sarasamuscaya : 27)

Jumat, 20 Februari 2009

Mengamati Kebiasaan Menjelang Tidur

Salah satu hal yang kerap terabaikan adalah kebiasaan menjelang tidur, terutama pada anak-anak. Padahal, kebiasaan ini bila tidak diwaspadai bisa berlanjut hingga dewasa, bahkan dapat menjadi tanda awal autis.
Dalam sebuah pertemuan, seorang ibu muda mengeluh anak perempuannya yang berusia dua tahun belakangan ini terlihat suka memasukkan ibu jari ke mulut. Ini memang bukan kebiasaan yang benar-benar baru. Kata si ibu, sejak anaknya berusia sekitar delapan bulan, saat menjelang tidur anak itu suka memasukkan dan mengisap-isap ibu jarinya.
"Saya pikir itu kebiasaan mengisap botol susu yang keterusan saja. Jadi, saya biarkan. Toh dia tidak rewel, enggak bahaya, dan enggak mengganggu pertumbuhan," ujar Risa (30) yang tinggal di Cinere, Depok.
Namun, belakangan ini kebiasaan putrinya itu berlanjut. Dia tak cuma mengisap jempol saat menjelang tidur, tetapi ketika bermain, saat menonton televisi, atau menikmati perjalanan dalam mobil pun jempol tangan itu masuk ke mulut. Risa khawatir kebiasaan ini akan semakin menjadi-jadi.
"Di mana saja, begitu ada kesempatan, dia mengisap jempol. Orang-orang bilang ini tidak baik karena akan membuat giginya tonggos. Tetapi, kalau saya larang dia menangis keras-keras. Saya enggak tahan dengar tangisnya, jadi saya biarkan saja," cerita Risa bernada frustrasi.
Kebiasaan serupa hingga saat ini dilakukan Rahma (8), murid kelas III SD yang tinggal di Duren Sawit, Jakarta Timur. Dia tak bisa tidur kalau tidak mengisap jempol. Awalnya kebiasaan itu tak menjadi masalah, namun ketika ada temannya yang tahu kebiasaan Rahma, dia kerap menjadi bahan olok-olok.
Rupanya tak hanya Rahma yang punya kebiasaan khas menjelang tidur. Adiknya, Sari (5), punya kebiasaan mengelus-elus jari kelingking ibunya. Oleh karena itulah, masalah "besar" akan muncul kalau Sari hendak tidur, sementara ibunya tak berada di sampingnya.
Ini terjadi saat kedua kakak-beradik itu menginap di rumah sahabat keluarga mereka. Ketika tiba saatnya tidur, Sari rewel. Ibu pemilik rumah berusaha menenangkannya dengan berbagai cara, tetapi tak berhasil. Ternyata dia kehilangan kelingking ibunya. Sesuatu yang sulit digantikan dengan hal lain, dan tentu saja merepotkan pemilik rumah.
Kebiasaan serupa juga dilakukan Ine (8) sejak bayi hingga kini. Murid kelas III SD di Jakarta Timur ini terbiasa berangkat tidur sambil mengelus-elus bagian siku tangan ibunya.
"Sambil tidur, tangannya yang satu pegang botol susu, dan tangan satu lagi mengusap-usap siku tangan saya. Kadang-kadang tangannya naik sampai pundak, dan enggak jarang juga dia milih mengusap-usap kuping saya. Geliii banget rasanya," cerita Icu (38), ibu Ine yang bekerja di perusahaan asuransi.
Berlanjut sampai dewasa
Kebiasaan yang awalnya dilakukan anak-anak menjelang tidur itu pada sebagian anak kemudian dikerjakan pula pada saat lain. Biasanya, ini karena tak adanya larangan tegas dari orangtua.
Airin (37), ibu dua anak usia delapan dan dua tahun, bercerita, ketika anak pertamanya menunjukkan tanda-tanda senang mengusap-usap ujung bantal menjelang tidur, langsung ditegur dengan keras. Ini berkaitan dengan pengalaman masa kecil Airin sendiri.
"Waktu SD, saya punya teman yang suka mengisap jempol. Kalau lagi main bareng, dia ngisap jempol sampai basah dan berkerut-kerut. Saya jijik dan malas main sama teman yang satu itu. Saya enggak mau anak saya nanti dijauhi teman karena punya kebiasaan aneh seperti itu," katanya.
Kebiasaan seperti mengisap jari, mengelus-elus suatu benda seperti bantal atau guling, menggoyang-goyangkan kaki, atau mencium-cium boneka, biasanya diawali sebagai pengantar tidur. Lama-kelamaan hal itu dapat berlanjut pada kegiatan lain, yang tak jarang melibatkan orang di luar keluarga inti.
Bahkan, seperti dialami Mella (27) yang tinggal di Jatinegara, Jakarta Timur, kebiasaan masa kecil itu berlanjut hingga kini, sampai dewasa dan telah menikah. Awalnya, saat Mella masih kecil, dia suka mengelus-elus bordir yang menghiasi celana dalam. Ibunya mencoba memindahkan kebiasaannya itu dengan membuat sarung bantal berbordir.
Maka, kebiasaan Mella mengelus-elus motif bordir pun berpindah pada bantal. Oleh karena selalu tersedia bantal berbordir, dan tak ada yang keberatan, maka kebiasaan Mella itu berlanjut.
Mella beruntung karena suaminya tak keberatan dengan kebiasaan tersebut. Ketika mereka menikah, untuk ranjang pengantin sengaja disediakan bantal dengan banyak bordir.
Meski tak lagi mengelus-elus boneka tikus, David (25) yang bekerja pada perusahaan komputer dan tinggal di kawasan Matraman, Jakarta Timur, tak bisa melupakan kesedihannya saat boneka yang telah menemaninya tidur selama enam tahun pertama hidupnya mendadak hilang.
Ibunya, Evita (43), bercerita, David tak hanya memeluk boneka tikusnya menjelang tidur, tetapi juga saat menonton televisi atau tengah bermain sendiri. Oleh karena setiap hari dipakai, maka bentuk dan warna boneka itu pun semakin lusuh, namun David tak mau membuang atau mengganti dengan boneka lain.
"Sampai sekarang, kalau kita bicara soal boneka, dia pasti cemberut. Waktu itu, saya terpaksa pakai cara keras. Saya keluarkan busa bonekanya, baru dibuang ke tempat sampah yang jauh dari rumah," cerita Evita yang selama beberapa minggu menemani David, membantunya menghapuskan rasa kehilangan boneka itu.
Perkembangan jiwa
Berbagai kebiasaan menjelang tidur pada anak-anak, bagi sebagian orang, dianggap sebagai sesuatu yang tak perlu dirisaukan. Namun, LS Chandra SpKJ, dokter spesialis kesehatan jiwa dari Sanatorium Dharmawangsa, Jakarta Selatan, mengatakan, ada baiknya orangtua mulai mengamati kebiasaan pada anak tersebut.
"Kebiasaan itu bisa terjadi karena si anak merasa kesepian atau dia menderita depresi ringan. Dia memerlukan sesuatu yang bisa selalu bersamanya," kata Chandra.
Kebiasaan tersebut merupakan perilaku yang timbul dalam masa perkembangan jiwa seorang anak. Ini merupakan suatu kebutuhan psikologis tertentu untuk yang bersangkutan. Kebiasaan ini biasanya muncul ketika anak berada pada tahap attachment atau pelekatan pada sesuatu. Ini biasa terjadi saat anak berusia sekitar satu tahun.
"Pada tahap ini sebenarnya yang diharapkan adalah anak melekatkan diri kepada orangtua. Jika dia melekatkan diri pada orangtua, maka terjadi proses identifikasi. Anak perempuan mengidentifikasikan diri pada ibunya dan anak lelaki pada ayahnya. Maka, di sini banyak sifat atau kebiasaan orangtua yang diserap anak, dan dijadikan kebiasaannya juga," tutur Chandra.
Namun, pada sebagian anak, proses pelekatan itu terjadi bukan pada orangtua, tetapi pada bantal, guling, boneka, jari tangan, dan sebagainya. Akibatnya, benda-benda tersebut atau kegiatan itu mengandung nilai emosional yang tinggi bagi si anak.
"Dia sudah merasa nyaman dengan kebiasaannya, tidak lagi rewel karena sudah asyik dengan dunianya sendiri," ucap Chandra.
Perilaku itu biasanya juga didukung sikap orangtua yang membiarkannya. Orangtua merasa anak tak lagi terlalu bergantung padanya dan dia pun bisa melakukan hal-hal lain.
Bagaimanapun, menurut Chandra, ada baiknya orangtua memerhatikan kebiasaan anak semacam itu. Kebiasaan tersebut bisa bersifat temporer, tetapi dapat menetap. Kalau kebiasaan ini berkembang secara patologis, orangtua harus waspada karena bisa menjadi salah satu pertanda autis.
"Perhatikan, apakah anak semakin senang menyendiri dan asyik dengan kegiatannya itu? Lalu, apakah dia juga tidak merasa perlu bersosialisasi dengan orang lain?" kata Chandra.
Kalau kebiasaan tersebut sifatnya temporer, relatif tak masalah. Namun, bila kebiasaan itu terbawa hingga dewasa, anak bisa terganggu dalam bersosialisasi. Ketika teman-temannya tahu kebiasaan anak yang dianggap aneh tersebut, dia bisa menjadi bahan olok-olok. Kondisi ini bisa mengganggu rasa percaya diri anak. (CHRIS PUDJIASTUTI & M CLARA WRESTI)
Sumber: Kompas

ZAMAN KALIYUGA

Sesungguhnya bila zaman kali datang hanya harta kekayaan yang dihargai,
Tak perlu dikatakan lagi bahwa orang yang beriman orang yang berani, para pendeta, dan orang-orang pintar, akan mengabdi pada orang kaya.
Segala ajaran pendeta yang suci gaib, diabaikan orang, keluarga dinasti yang baik, dan raja ataupun pemimpin menjad hina papa.
Anak-anak akan menipu dan mengumpat orang tuanya, orang hina dina menjadi saudagar, mendapatkan kemuliaan. (NITISASTRA.IV.7)

Tatkala berlaku jaman kali kekuatan harta yang berkuasa
Dikejar dan diutamaan menguasai keinginan, membuat ke gila-gilaan. Tidak menghiraukan saudara ataupun warga ementingkan diri sendiri. (marayana)

Namun mereka yang teguh iman
Takkan erubah dalam berperilaku,
Dapat menahan kekuatan nafsu indrianya
Menaklukan kekuatan harta
Tetap dijalan yang utama
Darma lah sebagai pelundungnya
(marayana)

Kehidupan di jaman edan amat menyusahkan,
ia mengikuti, tidak tahan jika tidak tiada kebagaiaan akhirnya menjadi kelaparan. Itulah kehendak beliau, namun sebahagia-bahagiaan orang lupa, masih lebih bahagia orang sadar dan waspada (sabdopalon)

apapun yang dilaksanakan membuat kesenangan hati agar tidak menimbulkan persoalan perkara inilah petuah dari dahulu , manusia mesti bericthiar, memilih jalan rahayu serta berbudi pekerti baik selalu sadar dan eling, untuk mendapat tuhan. (sabdopalon)