Jumat, 29 November 2013



Anak-anak Belajar Dari Apa Yang Mereka Alami
Bila anak hidup dengan kritikan,
Ia belajar untuk mengutuk.
Bila anak hidup dengan permusuhan,
Ia belajar untuk melawan.
Bila anak hidup dengan ejekan,
Ia belajar menjadi pemalu.
Bila anak hidup dengan rasa malu,
Ia belajar untuk merasa bersalah.
Bila anak hidup dengan toleransi,
Ia belajar menjadi sabar.
Bila anak hidup dengan penuh dukungan,
Ia belajar untuk percaya diri.
Bila anak hidup dengan keadilan,
Ia belajar menjadi adil.
Bila anak hidup dengan rasa aman,
Ia belajar untuk mempunyai keyakinan.
Bila anak hidup dengan pengakuan,
Ia belajar untuk menyukai dirinya.
Bila anak hidup dengan kejujuran,
Ia belajar kebenaran.
Bila anak hidup dengan penerimaan dan persahabatan,
Ia belajar menemukan rasa kasih sayang di dunia.
(Terjemahan dari Dorothy Law Nolte, 1982)

Selasa, 11 September 2012

Yoga untuk Kesehatan


Kesemutan Jangan Dianggap Enteng

Tanpa sadar, kita sering duduk melipat kaki dalam waktu lama. Ketika bangkit, kaki rasanya kebas. Perlahan, rasa itu hilang dan kita melupakannya. Padahal, kesemutan juga bisa jadi gejala penyakit berat, seperti yang dituturkan para ahli di sini.

Diabetes

dr Imran Nito, SpPD, spesialis penyakit dalam dari OMNI Hospital, Pulomas, Jakarta Timur.
Penyakit ini bisa mengganggu sistem saraf di tubuh, misalnya di daerah kaki dan tangan. Aliran darah yang tidak lancar pada penderita diabetes umumnya disebabkan penumpukan gula di pembuluh darah. Salah satu akibat yang ditimbulkan adalah kesemutan.
Anjuran: Atasi dengan mengontrol gula darah. Jaga agar kadarnya mendekati normal. Selain itu, jalankan pola hidup sehat. Inilah cara termurah untuk mengurangi risiko diabetes penyebab kesemutan. Rutin berolahraga, makan sehat, dan cek gula darah secara berkala. Hindari rokok, alkohol, dan gula berlebih.

Kerusakan saraf tepi
dr Irawati Hawari, SpS, spesialis saraf dari Mental Health Center Hawari & Associates, Jakarta.
Penyakit ini biasa terjadi juga pada pasien diabetes. Demikian juga orang berkadar kalsium rendah dan penderita multiple sclerosis (MS). MS adalah kelainan autoimun sehingga sistem imun menyerang jaringannya sendiri, membuat antaran impuls saraf terganggu.
Anjuran: Langkah antisipasi harus disesuaikan dengan penyakit dasar penyebabnya. Lakukan pemeriksaan saraf seperti elektromiogram. Pemeriksaan lain adalah MRI atau magnetic resonance imaging untuk deteksi MS. Langkah pencegahan yang tepat untuk penyakit bergejala kesemutan adalah atur pola hidup sehat.

Urat saraf terjepit
Igor Kochekovich, DC, kiropraktor dari Advanced Chiropractic, Jakarta.
Salah posisi duduk dan berdiri atau karena kecelakaan yang menyebabkan saraf tulang belakang terjepit. Jika yang terjepit adalah saraf di area leher, maka kesemutan terjadi di tangan. Kalau terjadi di tulang punggung bawah, maka kesemutan timbul di kaki.
Anjuran: Jaga posisi duduk dan berdiri dengan benar. Misalnya, duduk tegak tetapi rileks. Saat berdiri, bagi beban dengan sama rata di antara kedua kaki. Selain itu, rajinlah melakukan olahraga peregangan (stretching) dan olahraga yang melatih keseimbangan. Contohnya yoga dan pilates. (Kompas.com, Januari 2010)

Jumat, 16 Maret 2012

Manfaat Kedelai


Satu studi baru yang disiarkan baru-baru ini menunjukkan bahwa penyintas kanker payudara mungkin memperoleh manfaat karena mengkonsumsi produk kedelai dalam jumlah sedang.
Dalam satu kelompok besar penyintas kanker payudara di cina, para peneliti mendapati bahwa makin banyak makanan dari kedelai yang dikonsumsi-sampai 11 gram per hari- berkaitan dengan makin rendahnya resiko kematian atau kambuhnya kanker payudara selama masa lanjutan. Sebagai perbandingan, sepotong royi, biasaya memiliki berat antara 30-40 gram.
Konsumsi makanan kedelai dalam jumlah sedang aman dan malah mungkin mengurangi resiko kematian dan kambuhnya kanker payudara di kalangan wanita penderitanya, jelas Dr.Xio Ou Shu dari Vanderbilt University Medical Ceder di Nashville, Tennessee. Makanan kedelai kaya akan isoflavone, kelompok utama phytoestrogen yang diperoleh dari tanaman dan memprotes kegiatan mirip estrogen dan anti estrogen.
Shu dan rekannya menganalisa kebiasaan makan lebih dari 5000 wanita berusia 20-75 tahun yang didiagnosis menderita kanker payudara antara Maret 2002 dan April 2006 dan ditindaklanjuti sampai Juni 2009 sebagai bagian dari Shanghai Breast Cancer Survival Study. Di antara 5033 wanita yang menjalani operasi untuk mengangkat kanker payudara 444 orang meninggal dan 534 mengalami kambuh atau kematian yang berkaitan dengan kanker payudara selama masa 3,9 tahun.
Wanita yang memakan kebanyakan protein kedelai menghadapi resiko 29 % lebih rendah untuk meninggal selama masa study dan resiko 32 % lebih rendah untuk mengalami kambuhnya kanker mereka dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi paling sedikit protein kedelai. Dalam waktu empat tahun, angka kematian mencapai 10,3 % dan 7,4 % pada wanita dengan konsumsi kedelai yang paling sedikit dan paling banyak dan angka kambuhnya kanker dalam masa 4 tahun, masing-masing adalah 11,2 % dan 8 %.
Mengonsumsi kedelai bermanfaat tak peduli apakah untuk tumor payudara wanita dikendalikan oleh westrogen atau negative reseptor estrogen. Manfaat kedelai juga terlihat pada pemakai atau non pemakai tamoxifen, obat yang biasa digunakan untuk mengobati dan mencegah kanker payudara. (Balipost, selasa 15 desember 2009)

Buah Pang (pagium edule)


Galahe mangkin tetaneman pangi sampun arang pisan kapanggihin. Arang pisan sane madue tetaneman puniki. Alit-alit lan anom-anom baline mangkin minab akeh sane nenten uning ring buah pangi, napi malih tetanemannyane.Karma baline nguni ketah nganggen buah pangi pinaka basa-basa. Batun pangi mengandung palmitic acid, oleic acid lan linoeic acid sane becik pisan kaanggen lakar pestisida alami.
Makarya pestisida alami nganggen buah pangi, carane:
10 buah pangi kadekdekang, raris kaemem nganggen 1 liter toya, salami 24 jam. 1 liter toya buah pangi sane sampun kasaring, campur sareng 13 liter toya biasa, anggen ngebekin tangki semprot sane medanging 14 liter.
Pestisida toya buah pangi punika patut kawigunayang ri kala semeng utawi sore,nganutin kawentenan mranane. 
# Buah pang digunakan untuk obat seperti pestisida, caranya :
10 buah pangi dihancurkan/dihasluskan, lalu direndam dengan air 1 liter selama 24 jam. setelah itu disaring sehingga mendapat air hasil sarinan 1 liter  dan dicampur dengan 13 liter air biasa. air tersebut dimasukan ke dalam tanggki untuk selanjutnya disemprotkan pada  tanaman yang ada hamanya. sebaiknhya disemprotkan pada waktu pagi atau sore  hari.
(I made indra bangsawan, balipost, minggu 29 November 2009)

Rabu, 28 Desember 2011

V-TEC (Variable Valve Timing and lift Electronic Control)

V-TEC merupakan teknologi pada pengontrolan pembukaan katup masuk pada kendaraan dengan kontrol ECU. Variable intake system ragamnya banyak tergantung dari panjang intake manifold yang fungsinya adalah untuk meningkatkan performa mesin untuk segala kondisi, khususnya untuk meningkatkan output mesin sampai sekitar 10% pada saat rentang kecepatan rendah-menengah. Untuk mobil yang sering melaju dijalan yang macet, tenaga mesin akan meningkat di range kecepatan rendah-menengah. Untuk laju kecepatan tinggi memerlukan mesin dengan tenaga yang lebih tinggi agar bisa melesat cepat.

Seperti mesin pada umumnya, jika mesin dirancang untuk menghasilkan tenaga yang besar pada kecepatan rendah-sedang, maka tenaga untuk kecepatan rendah akan berkurang. Begitu pula sebaliknya jika mesin dirancang untuk lebih mengutamakan kecepatan kendaraan, maka tenaganya akan kurang diputaran rendah-sedang. Oleh karena itulah mesin yang bisa menghasilkan output tinggi disegala putaran lebih disukai. Dengan variable intake system maka mesin dapat menghasilkan tenaga yang besar baik untuk kecepatan rendah maupun kecepatan tinggi. Sistem ini mengatur udara masuk berdasarkan putaran dan beban mesin agar diperoleh peningkatan output mesin disemua range (kecepatan).

Sistem Variable Valve Timing dan Lift Electronic Control (VTEC) adalah keistimewaan engineering untuk mengubah valve timing dan lift parameter dalam menyesuaikan karateristik kecepatan mesin. Cara kerjanya adalah dengan menyesuaikan sesempurna mungkin sifat-sifat pembakaran yang sesuai dengan kebutuhan kerja mesin, sehingga menghasilkan performa tinggi dan efisiensi. Secara sederhana, setiap katup mesin yang menggunakan sistem VTEC memiliki sebuah cam lobe yang terpisah. Cam lobe ini berada pada camshaft yang sama dan melalui penerapan kontrol elektronik, dapat berubah-ubah untuk menyesuaikan kondisi mesin dengan menggunakan tekanan hidrolik, sehingga performa tinggi dan efisiensi dari VTEC dapat dicapai. Pada saat ini terdapat lima tipe sistem VTEC yaitu:

1. DOHC VTEC

Penerapan teknologi VTEC melihat high-speed cam dan low-speed cam dengan bentuk/profil yang berbeda yang dibuat pada intake dan exhaust camshaft. Pada kecepatan mesin yang rendah dan menengah, intake dan exhaust valve dioperasikan oleh low-speed cam. Pada tingkat kecepatan yang lebih tinggi, high-speed cam mengambil alih pengoperasian. Kombinasi dari operasi ini menyebabkan mesin memberikan torque tinggi dan fleksibilitas pada kecepatan sedang serta menghasilkan respons tinggi dan output tenaga yang besar pada kecepatan tinggi.

2. SOHC VTEC

High-speed dan low-speed cam yang berbeda bentuk/profil dibuat pada intake camshaft di dalam mesin SOCH VTEC. Sesuai dengan penerapan pada sistem DOHC, low-speed cam mengoperasikan katup pada tingkat kecepatan rendah dan menengah, dan high-speed cam beroperasi pada kecepatan tinggi - meskipun sebenarnya hal ini hanya berlaku untuk intake valve dalam kasus ini. Teknik ini menyebabkan mesin dapat memberikan kemungkinan kombinasi yang terbaik cara berkendara yang mudah/ease-of-driving pada tingkat kecepatan yang normal, output tenaga yang besar, dan efisiensi bahan bakar.

3. New VTEC

Seperti pada sistem SOHC VTEC, high-speed dan low-speed cam dengan perbedaan bentuk/ profil dibuat pada intake camshaft, high-speed cam mengontrol kecepatan tinggi sedangkan low-speed cam aktif pada kecepatan rendah dan menengah. Dalam penerapan ini, secondary intake valves dijaga hampir tak bergerak/stationer pada saat kendaraan pada kecepatan rendah saat primary intake valves membuat udara dapat dialirkan masuk ke cylinder. Dalam kombinasi dengan perbaikan bentuk ruang pembakaran dan port, operasi ini membentuk putaran udara/wirl di setiap ruang pembakaran untuk memastikan bahwa pembakaran terjadi dengan lebih efisien. Mesin New VTEC dapat mengirim tenaga dan torque yang substantif/bermakna sementara penghematan bahan bakar yang sempurna tetap dapat dilakukan.

4. 3-stage VTEC

Tiga tingkat berbeda dari unit VTEC ini disesuaikan untuk kecepatan rendah (satu katup dioperasikan oleh low-speed cam), kecepatan tingkat sedang (kedua katup dioperasikan dengan low-speed cam) dan kecepatan tinggi (kedua katup dioperasikan oleh high-speed cam). Rancangan ini menghasilkan efisiensi bahan bakar yang sempurna pada tingkat kecepatan rendah, output torque yang sempurna pada kecepatan sedang, dan output power yang sempurna pada tingkat kecepatan tinggi.

5. VTEC-E

Intake valve camshaft dilengkapi dengan cam kecepatan rendah dan kecepatan menengah yang dibentuk secara tertpisah. Pada kecepatan rendah, valve kedua beroperasi dengan kecepatan rendah (meskipun dalam realisasinya hampir tidak bergerak); kedua katub dioperasikan oleh cam dengan kecepatan menengah. Sebagai hasilnya, mesin ini mengirim bahan bakar dengan sangat efisien sementara pada waktu yang sama menjaga kemampuan mengemudi tingkat tinggi. Setiap dari pelaksanaan VTEC dijabarkan dengan detail di bawah ini. Dari kebanyakan tipe dasar pada sistem VTEC yang terdiri dari komponen berikut ini : a) Camshaft, b) Rocker arm ,c) Lost motion mechanism, d) Spool valve, e). Control system (ECM)

Konstruksi V-TEC

a. Camshaft

Intake camshaft untuk SOHC VTEC mempunyi tiga jenis tipe cam, yakni, primer, menengah dan sekunder. Cam ini mepunyai profil tersendiri untuk membuat valve timing dan lift yang berbeda.

b. Rocker Arm

Rocker arm primer, menengah dan sekunder digabungkan ke dalam satu peralatan. Rocker arm primer dan sekunder membuat hubungan dengan katub. Setiap rocker arm terdiri dari synchronizing piston, stopper piston, dan spring. Melalui aksi dari komponen ini, gerakan dari rocker arm yang terpisah dapat dihubungkan atau tidak selama mesin itu bekerja.

c. Lost Motion Mechanism

Lost motion assembly mencakup lost motion piston, lost motion guide, dan lost motion spring A dan B. Ini berhubungan tetap dengan mid rocker-arm. Di kecepatan rendah, lost motion mechanism menahan gerakan rocker arm yang tidak perlu; hal ini berfungsi sebagai spring pembantu pada kecepatan tinggi untuk menjamin bekerjanya katub dengan baik.

d. Spool Valve

Spool valve assembly ditempelkan di sebelah cylinder head. Terdiri dari sebuah screen, solenoid, dan spool valve. Fungsi valve ini adalah untuk mengontrol lintasan oli antara pompa oli dan synchronizing piston. Saat solenoid diaktifkan, spool valve membuka lintasan oli dan tekanan hydraulic digunakan ke synchronizing piston, kemudian sistem VTEC diaktifkan. Pressure switch ditempatkan di belakang spool valve. Pressure switch merasakan tekanan di lintasan oli synchrozining piston dan memberikan feedback ke ECM dimana pemindahan rocker arm tidak terjadi seperti yang diharapkan.

e. Control System (ECM)

Sistem VTEC dikontrol oleh PGM-FI ECM. Dengan menggunakan banyak sensor, ECM mengawasi kecepatan mesin, tingkat beban mesin, kecepatan kendaraan, temperatur pendingin mesin dan banyak faktor-faktor lain. Kemudian, dalam mereferensi data ini, ECM menentukan kondisi kerja mesin mutakhir dan mengaktifkan solenoid valve. (Selanjutnya solenoid valve mengontrol tekanan hydraulic yang dikirim ke spool valve.)

Konstruksi DOHC VTEC

Jika pada sistem SOHC VTEC intake camshaft sendiri dipasang dengan komponen VTEC, maka pada DOHC VTEC melihat tekhnologi ini dipakai pada kedua intake dan exhaust camshaft. Ini membuat karateristik kedua intake dan exhaust dikontrol untuk menyesuaikan kecepatan mesin.

Kostruksi New VTEC

Sistem New VTEC digunakan pada pengembangan SOHC VTEC yang lebih lanjut. Pengembangan ini ditambah dengan komponen-komponen berikut a). Timing plate b). Timing piston

Timing Plate dan Timing Piston

Timing plate dan timing piston ditempatkan pada rocker arm primer dalam sistem New VTEC. Timing plate diletakkan di luar rocker arm dan kedua komponenini bergerak serentak. Timing piston ditempelkan sebaris dengan synchronizing piston A. Bagian A dari timing plate lewat melalui suatu pembukaan rocker arm primer dan berhubungan dengan chanel pada timing piston.

Konstruksi 3-stage VTEC

Perkembangan tekhnologi New VTEC selanjutnya menghasilkan sistem 3-stage VTEC yang mengontrol intake valve pada tiga tahap yang berbeda. Meskipun komponen-komponennya adalah sama seperti yang digunakan pada New VTEC, ada dua sistem tekanan pemindahan dan dua spool valve juga dipakai.

Rocker Arm

Rocker arm dihubungkan pada dua sistem penggantian berikut yang berdiri sendiri - setiap satu dari sistem hydraulic ini dikontrol oleh salah satu dari spool valve. Sistem penggantian kecepatan rendah ke kecepatan sedang yang terdiri dari timing piston, dan stopper piston untuk menghubungkan rocker arm primer dan sekunder. Sistem penggantian kecepatan menengah ke kecepatan tinggi yang terdiri dari stropper piston, synchrozining piston A, dan synchrozining piston B untuk menghubungkan rocker arm primer dan sekunder. Timing plate bersambung dengan timing piston sistem pengganti kecepatan rendah ke kecepatan menengah.

Konstruksi VTEC-E

Walaupun menggabungkan sebuah timing plate dalam cara yang sama seperti sistem New VTEC, VTEC-E tidak mepunyai cam menengah atau rocker arm menengah. Karena itu, tidak ada lost motion assembly. Sistem penggantian terdiri dari sebuah timing piston, synchronizing piston, dan stopper piston.