Tanpa sadar, kita sering duduk melipat kaki
dalam waktu lama. Ketika bangkit, kaki rasanya kebas. Perlahan, rasa itu hilang
dan kita melupakannya. Padahal, kesemutan juga bisa jadi gejala penyakit berat,
seperti yang dituturkan para ahli di sini.
Diabetes
dr Imran Nito, SpPD, spesialis penyakit dalam dari OMNI Hospital, Pulomas, Jakarta Timur.
Penyakit ini bisa mengganggu sistem saraf di tubuh, misalnya di daerah kaki dan
tangan. Aliran darah yang tidak lancar pada penderita diabetes umumnya
disebabkan penumpukan gula di pembuluh darah. Salah satu akibat yang
ditimbulkan adalah kesemutan.
Anjuran: Atasi dengan mengontrol gula darah. Jaga agar kadarnya
mendekati normal. Selain itu, jalankan pola hidup sehat. Inilah cara termurah
untuk mengurangi risiko diabetes penyebab kesemutan. Rutin berolahraga, makan
sehat, dan cek gula darah secara berkala. Hindari rokok, alkohol, dan gula
berlebih.
Kerusakan saraf tepi
dr Irawati Hawari, SpS, spesialis saraf dari Mental Health Center Hawari & Associates, Jakarta.
Penyakit ini biasa terjadi juga pada pasien diabetes. Demikian juga orang
berkadar kalsium rendah dan penderita multiple sclerosis (MS). MS adalah
kelainan autoimun sehingga sistem imun menyerang jaringannya sendiri, membuat
antaran impuls saraf terganggu.
Anjuran: Langkah antisipasi harus disesuaikan dengan penyakit dasar
penyebabnya. Lakukan pemeriksaan saraf seperti elektromiogram. Pemeriksaan lain
adalah MRI atau magnetic resonance imaging untuk deteksi MS. Langkah
pencegahan yang tepat untuk penyakit bergejala kesemutan adalah atur pola hidup
sehat.
Urat saraf terjepit
Igor Kochekovich, DC, kiropraktor dari Advanced Chiropractic, Jakarta.
Salah posisi duduk dan berdiri atau karena kecelakaan yang menyebabkan saraf
tulang belakang terjepit. Jika yang terjepit adalah saraf di area leher, maka
kesemutan terjadi di tangan. Kalau terjadi di tulang punggung bawah, maka
kesemutan timbul di kaki.
Anjuran: Jaga posisi duduk dan berdiri dengan benar. Misalnya, duduk
tegak tetapi rileks. Saat berdiri, bagi beban dengan sama rata di antara kedua
kaki. Selain itu, rajinlah melakukan olahraga peregangan (stretching)
dan olahraga yang melatih keseimbangan. Contohnya yoga dan pilates. (Kompas.com, Januari 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar